Postingan

Mencari reverensi jurnal

 Nama : Dayhan Huzaifa Vitra Kelas : R3J NPM : 202246500727 Mata Kuliah : Filsafat Seni Dosen Pengampu :  Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn Menganalisa 30 Jurnal 1.  Analisis Lukisan “The Starry Night” Karya Vincent Van Gogh dalam teori seni ekspresionis . Objek : Lukisan The Starry Night Teori :Teori ekspresionis (Vincent Van Gogh, Paul Gaugiuin, dan Ernast Ludwig). Analisis : Ekspresionis adalah kecenderungan seorang Seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek- efek emosional. Ekspresionis bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, Arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia. Kesimpulan : Perbandingan Artikel Aliran seni lukis yang dibawa Vincent Van Gogh adalah post-impressionism dan Ekspresionis. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosni bahagia. Seperti Van Gogh melukis The Starry Night selama 12 bulan saat Ia tinggal di rumah sakit

Proses Penulisan Artikel Ilmiah Tahap 1

Gambar
Nama : Dayhan Huzaifa Vitra Kelas : R3J NPM : 202246500727 Mata Kuliah : Filsafat Seni Dosen Pengampu :  Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn Karya : The Starry Night Aliran : Pasca-impresionisme Seniman : Vincent Van Gogh "The Starry Night" Adalah satu karya dari beberapa karya yang dimiliki oleh Vincent Van Gogh yang beraliran Pasca-impresionisme dan  salah satu karya Vincent Van Gogh yang terkenal, Vincent Van Gogh juga di kenal dengan aliran Ekspresionisme. Di dalam lukisan tersebut menggambarkan tentang pemukiman/desa dimalam hari yang penuh dengan bintang. Teori :  Meskipun demikian, sebenarnya lukisan ini dibuat saat siang hari. Di dalam lukisannya yang berlatar belakang warna biru itu, ternyata terdapat kisah pilu mengenai kehidupannya. Ia melukisnya disaat sedang sedih, frustasi, dan terasing Rumusan masalah :  1. Teknik apa yang dilakukan oleh Vincent Van Gogh sehingga menghasilkan goresan yang  berirama? 2. Apa yang membuat suasana hati Van Gogh sedang tidak baik? 3. M

Teori Mimesis dan Teori Significant Form

Gambar
Nama : Dayhan Huzaifa Vitra Kelas : R3J NPM : 202246500727 Mata Kuliah : Filsafat Seni Dosen Pengampu :  Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn MENGANALISIS 3 KARYA MENGGUNAKAN TEORI MIMESIS DAN TEORI SIGNIFICANT FORM 1. Precipies of Void  Art by : Todd Gilleland/cr24ti7e.tez "Precipice of Void" menceritakan sebuah karya yang beraliran surealis yang merupakan kekosongan dan kehampaan dalam dalam jiwa. Karya ini dibuat menggunakan bantuan AI, dengan latar belakang rumah yang gelap yang menambah kesan mendalam pada karya tersebut. Jika dilihat dari Teori Memesis menurut Aritoteles, karya tersebut mempresentasikan seorang lelaki yang sedang mengambang di samping tiang jam dan dia menunduk kebawah yang seakan tidak memperdulikan jam tersebut. Karya ini bisa di sebut seni, karena seniman tersebut mempresentasikan kehidupan nyatanya kembali kedalam karyanya dengan imajinasinya. Jika dilihat dari Teori Significant Form, karya yang dibuat seniman tersebut beraliran surealism yang dimana

Tugas 14 September, Mempertanyakan seni dalam diri

Pertanyaan 1. Apakah orang yang berkesenian mempunyai masa depan? Orang yang berkesenian pasti mempunyai masa depan, dengan cara masing-masing orang menjalaninya berbeda-beda, maka dari itu orang seni memiliki karakter pda karya mereka yang menjadikan nilai jual yang berbeda, sampai di titik itu merekapun memiliki proses yang cukup lama. 2. Apa semua orang memiliki bakat berseni? Semua orang pasti memiliki bakat berseni, karena seni lahir dari diri sendiri, dan kemampuan berseninya beranekaragam. Kemungkinan bagi mereka yang kurang dalam berseni, mereka tidak memiliki kemauan untuk berkembang di dalam seni tersebut 3. Apa harus memiliki masalah baru bisa berkarya? Berkarya memang ada yang dari masalah dan kegelisahan dari diri yang di tuangkan kedalam karya tersebut, tetapi menurut saya karya juga datang di saat sedang senang dan riang, dan mungkin itu yang menjadikan seni menjadi alat kebebasan berekspresi 4. Ketika berseni apakah harus memiliki peralatan yang proper? Ketika kita ingi